Cimanggis | https://jurnaldepok.buzz
Diguyur hujan deras Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Gg Swadaya, RT 05/01, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, ambruk.
Ketua RW 01, Lili Ramli kepada wartawan mengatakan, rumah tersebut milik warganya atas nama Rian. Dimana peristiwa mengerikan itu terjadi pada, Rabu (25/09/24) sekira pukul 18:00 WIB.
“Kejadiannya pas hujan deras kemarin, tahu-tahu atap rumah Pak Rian ambruk. Untungnya berhasil pada kabur, nyelamatin diri,” ujarnya, Kamis (26/09/24).
Ramli mengatakan, jauh sebelum kejadian pihaknya telah berusaha mengajukan proposal terkait bantuan RTLH sejak beberapa tahun silam. Namun entah mengapa, tidak ada respons dari pemerintah daerah sampai akhirnya rumah itu ambruk.
Ia menduga, lantaran dirinya selaku Ketua RW beda pandangan politik dengan partai penguasa Depok saat ini.
“Saya terus terang aja di luar kelompoknya,” tuturnya.
Sementara itu dirinya mengaku bersyukur lantaran calon Wali Kota Depok nomor urut 02, H. Supian Suri bersedia memberikan bantuan. Bahkan menurutnya, tanpa banyak basa basi mantan Sekda Depok itu turun langsung ke lokasi kejadian.
“Jujur saya enggak nyangka Pak Supian bakal datang. Saya Alhmadulillah banget, responsnya cepat,” katanya.
Dirinya dan sejumlah warga pun berharap, agar Supian-Chandra bisa memimpin Kota Depok.
“Harapan kami cita-cita Pak Supian Suri jadi orang nomor satu di Kota Depok, jangan lupa coblos nomor dua,” tuturnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Rian dan keluarganya tersebut berhasil menyelamtkan diri.
Sementara itu Calon Wali Kota Depok, H. Supian Suri yang pernah menjabat Lurah Tugu, Cimanggis, mengaku prihatin dengan adanya kejadian itu. Namun di sisi lain, ia bersyukur karena tidak ada korban jiwa.
“Alhamdulillah warga kompak ngasih info ke kami, nah kami akan gotong royong, Insya Allah banyak yang bantu, kami patungan,” tuturnya.
Menurut Supian, berbuat baik tidak perlu harus menunggu jadi seorang pejabat atau kepala daerah.
Supian menilai, bahwa rumah yang roboh ini seharusnya mendapat perhatian dari pemerintah karena masuk dalam kategori RTLH.
“Tapi saya enggak tahu kenapa enggak direspons. Padahal kalau enggak salah ada anggaran Rp 50 miliar untuk RTLH. Ya tapi enggak tahu kenapa enggak dapat prioritas,” tuturnya.
Dia menegaskan, bahwa kewajiban pemerintah adalah hadir untuk melindungi dan membahagiakan warganya.
“Ini kan satu kasus di sini, mungkin kita merasa pemerintah tidak hadir untuk kita semua. Makanya saya hadir buat semua masyarakat, merangkul semua masyatakat,” pungkasnya. n Aji Hendro