Laporan: Aji Hendro
Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah mengajak warga Kota Depok untuk budidaya Maggot.
“Budidaya maggot ini sangat potensial, modalnya hanya kemauan untuk belajar. Saya harap warga-warga yang lain juga tertarik dan bersemangat untuk mengikuti program ini,” ajaknya.
Dia menambahkan, budidaya maggot ini juga sejalan dengan Program Kampung Iklim (Proklim) yang merupakan program pemerintah pusat dalam rangka mengantisipasi dan mengadaptasi perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.
Lebih dari itu, lanjutnya, potensi diversifikasi produk turunan maggot juga sangat beragam dan menjanjikan nilai ekonomi yang tinggi, antara lain dapat diolah pakan ternak, pupuk kasgot untuk perkebunan, lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot) dan maggot kering untuk pakan ikan hias.
“Penggunaan maggot sebagai alternatif pakan terbukti mampu menghemat biaya pakan hingga 50 persen. Selain itu, maggot juga diketahui dapat meningkatkan kecerahan warna ikan hias dan mempercepat pertumbuhan ikan lele,” ungkapnya.
Tidak hanya bermanfaat bagi sektor perikanan, maggot yang diolah menjadi pupuk juga mampu memperbaiki kualitas daun tanaman.
“Program ini juga diharapkan mampu mendorong praktik ramah lingkungan dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga sebagai bahan baku produksi maggot, sehingga mampu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” katanya.
CEO Biomagg, Aminudi menambahkan, dari sisi ekonomi, hasil budidaya maggot dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak, pupuk kasgot untuk perkebunan, lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot) dan maggot kering untuk pakan ikan hias.
“Inisiasi program ini menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan dan menambah pendapatan keluarga. Program ini layak didupblikasi dan ditiru oleh semua pihak,” pungkasnya. n