HedlineKhutbah Jumat

Khutbah Jumat: Puasa Sepanjang Masa

Oleh: KH Syamsul Yakin
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara syariat puasa wajib itu diperintahkan hanya sebulan. Caranya dengan menahan perut dan yang di bawah perut dari pemenuhan syahwat. Namun secara tarekat, puasa itu hendaknya ditunaikan sepanjang masa. Caranya dengan menjaga perut dan yang di perut dari yang haram selamanya.

Inspirasi puasa sepanjang masa dapat dibaca dalam Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali (wafat 1111 Maseh) dan dalam Sirrul Asrar karya Syaikh Abdul Qadir al-Jilani (wafat 1166 Masehi). Keduanya mengabadikan dua penggal kalimat menarik.

Pertama, “betapa banyak orang yang berpuasa sejatinya dia berbuka”. Hal ini terjadi karena orang tersebut hanya memuasakan perut dan yang di bawah perut dari pemenuhan syahwat sepanjang siang di bulan Ramadhan. Sementara itu, dikatakan sejatinya dia berbuka karena dia tidak memuasakan mata, telinga, mulut, tangan, kaki, dan semua anggota badan dari dosa.

Dia memang mampu menahan perut dan yang di bawah perut. Namun dia tidak mampu menjaga pendengaran, pandangan, pembicaraan, tangan, dan kaki dari dosa. Inilah yang dikatakan oleh Imam al-Ghazali dan Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, “betapa banyak orang yang berpuasa sejatinya dia berbuka”.

Kedua, “betapa banyak orang yang berbuka namun sejatinya dia berpuasa”. Maksudnya, dia tidak berpuasa pada sebelas bulan seusai bulan Ramadhan. Namun dia tetap memuasakan perut dan yang di bawah perut dari yang haram. Begitu juga selama sebelas bulan ke depan hingga bertemu bulan Ramadhan berikutnya dia tetap memuasakan telinga, mata, mulut, tangan, kaki, dan semua anggota badan dari yang diharamkan Allah dan rasul-Nya.

Orang dengan kualitas dan kapasitas seperti inilah yang dikatakan berhasil menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan latihan menahan syahwat sehingga pada pertempuran sebenarnya, yakni pada sebelas bulan ke depan dia beroleh kemenangan. Inilah puasa sepanjang masa yang dimulai pada bulan Ramadhan. Inilah sebenarnya the ultimate goal puasa yang hari ini masih kita jaga.

Untuk itu, seusai bulan Ramadhan nanti, mari kita lanjutkan puasa pada sebelas bulan ke depan agar kasih sayang dan ampunan Allah bisa kita dapatkan. Sampai akhirnya Allah menyeru kita, “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Lalu masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS. al-Fajr/89: 27-30).*

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button